MENTARI PAGI EDISI 585, RABU 23 SEPTEMBER 2020
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
23 Sep 2020

REVIEW IHSG


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (22/09/2020) melemah sebesar (-1.306%), mengakhiri perdagangan kemarin di level 4,934.,093. Pada perdagangan kemarin semua sektor ditutup melemah .

Sektor yang mengalami pelemahan paling besar diraih oleh sektor Agriculture sebesar (-2.50%) kemudian disusul oleh sektor Finance sebesar (-1.97%) dan yang lainnya. Akibatnya, IHSG tidak mampu mendorong kenaikannya kemudian mengalami penurunan sebesar (-65.267) dan mengalami koreksi . Pada perdagangan kemarin tercatat 9.593 milyar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi sebesar 6.867 triliun rupiah. Asing pun memilih untuk menjual dan mencatatkan penjualan bersih (Net Foreign Sell) sebesar (-632.5 Miliar).

Hari ini kami memprediksi bahwa IHSG masih melemah seperti hari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Selasa (22/9/2020) kompak ditutup melemah. Tren pelemahan bursa Asia telah terjadi sejak Senin kemarin hingga penutupan hari selasa. Data perdagangan pada hari selasa mencatat, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,98%, disusul indeks Shanghai di China yang anjlok 1,29%, STI Singapura terdepresiasi 0,90% dan KOSPI Korea Selatan yang terperosok 2,38%. Kemudian data perdagangan mencatat bahwa , investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 668 miliar di pasar reguler kemarin dengan nilai transaksi kemarin menyentuh Rp 6,8 triliun. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika hari ini IHSG pada hari ini melanjutkan pelemahan sama dengan hari sebelumnya.

Hari ini kami prediksi bahwa IHSG hari ini berpotensi mengalami pelemahan lantaran tidak banyak sentiment positif yang mendatangi bursa tanah air. Kemudian pada IHSG Sementara jika dilihat dari Analisa teknikal, menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal ini nampak pada persilangan turun (death cross) garis rerata (moving average) lima hari (MA5) dan dua puluh hari (MA20).

BERITA EKONOMI

“Dihunjam” Sentimen FinCEN, Bursa Asia Babak Belur!

Sentimen negatif lebih mendominasi, sehingga bursa Asia ikut terperosok seperti bursa Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 85 point di level 14.785 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 14.700 per dolar AS. Sejumlah faktor eksternal dan internal mempengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Bocornya dokumen transaksi keuangan yang disebut FinCEN Files membuat bursa saham global, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI) tertekan. Pergerakan IHSG tertekan kabar dari global yang cukup mencemaskan. Hal itu terkait bocornya dokumen The Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN) yang merupakan salah satu biro Departemen Keuangan Amerika Serikat..

Dokumen itu berisi 2.500 lembar halaman, sebagian besar adalah file yang dikirim bank-bank ke otoritas Amerika Serikat (AS) antara tahun 1995 sampai 2017. Di dalam file tersebut terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia.

Laporan yang disusun BuzzFeed dan International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) menyebutkan bahwa ada lebih dari US$2 triliun transaksi antara tahun 1999-2017 yang diduga sebagai aktivitas pencucian uang atau pengelolaan dana ilegal.

Ada 5 bank besar yang disebut dalam file tersebut, di antaranya HSBC, JPMorgan Chase, Deutsche Bank, Standard Chartered dan Bank of New York Mellon. Hal itu sontak membuat saham Deutsche Bank terperosok 8,3% dan JP Morgan Chase anjlok 2,8%.

Menurut Hima AE, skandal yang terkena di dunia perbankan besar yang melibatkan perbankan di Indonesia berdampak besar bagi para investor. Sektor perbankan global mengalami tekanan, dengan posisi di Indonesia bobot sektor perbankan terhitung besar jadi otomatis menambah tekanan sentiment negative dan diiringi dengan kondisi pandemi Covid-19 yang dapat dikatakan jauh dari selesai. Sementara untuk perdagangan besok, Rabu (22/9/2020), diprediksi rupiah akan kembali melemah antara 30-80 point di level 14.770-14.850 per dolar AS.

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Jumat, 22 September 2020 PT. Adaro Energy Tbk (ADRO) ditutup menguat sebesar +1,31% pada harga Rp 1.160. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Bullish Engulfing yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator MA50,Stochastic dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Pada perdagangan terakhir dapat dilihat bahwa harga terakhir berada dibawah MA50 hal ini memberi sinyal berlanjutnya tren naik yang dikonfirmasi dengan Candlestick yang membentuk Bullish Engulfing.

Kemudian, pada indikator Stochastic dapat dilihat bahwa telah terjadi Golden Cross yang menandakan akan terjadi tren naik.

Indikator-indikator tersebut juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy).

Recommendation: Buy

Target Price     : Rp 1210

Stop Loss        : Rp 1110

 

(DISCLAIMER ON)



Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/09/23/mentari-pagi-edisi-584-rabu-23-september-2020/